Suatu hari saat sedang terlalu pusing, panik, dan putus asa untuk menyelesaikan manuskrip skripsiku ayahku pernah berkata, "nggak usah dipaksakan untuk menulis, sebisanya, di coret2 dulu di kertas, nang di dunia ini ada dua type orang pertama, orang yang pandai untuk mengungkapkan pikirannya tapi tidak pandai dalam menuangkan pikirannya ke dalam sebuah tulisan, dan yang kedua orang yang pandai dalam menuliskan pikirannya ke dalam suatu tulisan". Yah belum lama rasanya saat ayahku mengatakan hal itu, maklum skripsi saja baru saja selesai setahun yang lalu. Tapi entah kenapa saat menuliskan post ini pesan ayahku itu kembali muncul di pikiranku.
Dari pesan ayahku itu kadang aku sendiri berpikir aku itu masuk golongan yang mana?? pertama atau kedua?? sebab kalo aku adalah golongan yang pertama... aneh juga mengingat aku bukanlah orang yang pandai berbasa basi, dan bernegosiasi. Aku bukanlah orang yang pandai dalam mengungkapkan perasaanku ke orang lain. Bahkan sekedar menjelaskan sesuatu yang sangat aku kuasai terkadang aku tidak dapat menjelaskannya secara runtut, dan terperinci, sehingga kadang aku sendiri bingung aku ini ngomong apa. Tapi jika aku berkata aku adalah golongan yang kedua... maka bisa dipastikan orang yang membaca post inipun akan tertawa. Iya tertawa sebab aku yakin mereka akan berpikir "Pandai menulis apanya?? bahasanya aja kacau, kalimatnya nggak jelas, arahnya kemana bikin bingung." Sebab, jangankan mengunkapkan isi hatiku ke dalam secarik kertas, membuat puisi yang tidak puitispun aku sulit.
Terkadang aku sendiri iri dengan teman2ku yang pandai dalam mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah tulisan, lalu mempostingnya ke dalam blog sehingga seluruh dunia tau apa yang sedang dirasakannya. Atau iri kepada teman2 yang pandai menuliskan puisi yang puitis ke dalam blognya sehingga seluruh dunia tau perasaan hatinya. Ingin rasanya aku melakukannya juga, menuliskan isi hatiku ini ke dalam suatu paragraf atau mungkin hanya bait-bait puisi. yah paragraf atau bait-bait puisi yang berisikan isi hatiku yang belakangan ini aku sendiri juga tidak tau apa yang sedang aku pikirkan. aku hanya bisa merasakan "lelah"
Dari pesan ayahku itu kadang aku sendiri berpikir aku itu masuk golongan yang mana?? pertama atau kedua?? sebab kalo aku adalah golongan yang pertama... aneh juga mengingat aku bukanlah orang yang pandai berbasa basi, dan bernegosiasi. Aku bukanlah orang yang pandai dalam mengungkapkan perasaanku ke orang lain. Bahkan sekedar menjelaskan sesuatu yang sangat aku kuasai terkadang aku tidak dapat menjelaskannya secara runtut, dan terperinci, sehingga kadang aku sendiri bingung aku ini ngomong apa. Tapi jika aku berkata aku adalah golongan yang kedua... maka bisa dipastikan orang yang membaca post inipun akan tertawa. Iya tertawa sebab aku yakin mereka akan berpikir "Pandai menulis apanya?? bahasanya aja kacau, kalimatnya nggak jelas, arahnya kemana bikin bingung." Sebab, jangankan mengunkapkan isi hatiku ke dalam secarik kertas, membuat puisi yang tidak puitispun aku sulit.
Terkadang aku sendiri iri dengan teman2ku yang pandai dalam mengungkapkan perasaannya ke dalam sebuah tulisan, lalu mempostingnya ke dalam blog sehingga seluruh dunia tau apa yang sedang dirasakannya. Atau iri kepada teman2 yang pandai menuliskan puisi yang puitis ke dalam blognya sehingga seluruh dunia tau perasaan hatinya. Ingin rasanya aku melakukannya juga, menuliskan isi hatiku ini ke dalam suatu paragraf atau mungkin hanya bait-bait puisi. yah paragraf atau bait-bait puisi yang berisikan isi hatiku yang belakangan ini aku sendiri juga tidak tau apa yang sedang aku pikirkan. aku hanya bisa merasakan "lelah"
1 comments:
kalo buatku km msk ke golongan kedua sayang.. soalnya km g byk omong
Post a Comment